Sembelit atau orang awam menyebutnya susah
buang air besar (BAB) / konstipasi termasuk masalah pencernaan yang paling umum dan bisa
terjadi siapa saja di masyarakat. Hampir semua orang mengalaminya, namun sebagian
hanya menganggapnya suatu hal yang tidak perlu dianggap serius. Padahal, dalam
suatu penelitian, ternyata sembelit atau sulit BAB mempunyai andil besar dalam
menyebabkan kanker usus.
Apa itu sembelit?
Sembelit adalah suatu penyakit gangguan sistem pencernaan, dimana
seseorang kesulitan buang air besar dengan konsistensi feses yang padat dengan
frekuensi buang air besar lebih atau sama dengan 3 hari sekali. Menurut World Gastroenterology Organization (WGO)
konstipasi adalah defekasi keras (52%), tinja seperti pil / butir obat (44%),
ketidakmampuan defekasi saat diinginkan (34%), atau defekasi yang jarang (33%).
Menurut North American Society of
Gastroenterology and Nutrition, konstipasi adalah kesulitan atau lamanya
defekasi, timbul selama 2 minggu atau lebih, dan menyebabkan ketidaknyamanan
pada pasien.
Penyebab sembelit
Sembelit dapat disebabkan beberapa hal, antara lain:
1.
Kurang mengonsumsi makanan
yang mengandung serat dan makanan yang tidak sehat
2.
Kurangnya asupan
cairan atau kurang minum
3.
Jarang beraktivitas
atau olahraga
4.
Stress
5.
Perubahan kebiasaan
diet
6.
Menahan rasa ingin
buang air besar
7.
Efek samping dari
obat-obatan tertentu, seperti konsumsi suplemen zat besi
Gejala dan tanda sembelit
Gejala sembelit adalah frekuensi defekasi
kurang dari tiga kali per minggu, nyeri saat defekasi, tinja keras, sering
mengejan pada saat defekasi, perut terasa nyeri, kembung, dan terjadi
perdarahan rectum (tinja yang keluar keras dan kehitaman). Keluhan tersebut
makin bertambah berat, bahkan sampai timbulnya gejala obstruksi intestinal.
Cara atasi
sembelit
Sembelit dapat diatasi dengan terapi non farmakologi
dan terapi farmakologi. Pengobatan sembelit dengan terapi non farmakologi antara
lain, meningkatkan konsumsi makanan yang berserat seperti buah-buahan,
meningkatkan asupan cairan, dan berolahraga. Sedangkan pengobatan dengan terapi
farmakologi yaitu mengonsumsi obat-obatan yang bersifat sebagai
laksatif/pencahar.
Bisacodyl – Stimulant
Laxative
Nama generik : Bisacodyl
Sediaan yang beredar : Bisakodil
(Generik) Tablet Ss. 5 mg (T), Dulcolax
(Schering Indonesia) Tablet Se. 5 mg; Suppositoria 5 mg, 10 mg (T), Laxamex (Konimex) Tablet Se. 5 mg (T), Melaxan (Mecosin) Tablet Se. 5 mg (T), Prolaxan (Harsen) Tablet Se. 5 mg (T).
Golongan : laksatif / pencahar
Indikasi : konstipasi, tablet bekerja dalam 10-12 jam,
suppositoria bekerja dalam 20-60 menit, sebelum prosedur rediologi dan bedah.
Dosis :
·
oral untuk konstipasi
5-10 mg malam hari; kadang-kadang perlu dinaikkan menjadi 15-20 mg; anak-anak
dibawah 10 tahun 5 mg.
·
Suppositoria untuk
konstipasi 10 mg pada pagi hari; anak-anak dibawah 10 tahun 5 mg.
·
Sebelum prosedur dan
bedah, 10 mg oral sebelum tidur malam selama 2 hari sebelum pemeriksaan, dan
jika perlu suppositoria 10 mg 1 jam sebelum pemeriksaan; anak-anak setengah
dosis dewasa.
Bisacodyl merupakan obat yang digunakan
untuk mengatasi konstipasi dengan cara merangsang otot-otot usus besar untuk
mengeluarkan kotoran. Selain mengatasi konstipasi,
bisacodyl kadang-kadang diberikan dokter sebelum dilakukannya prosedur operasi,
serta kerap digunakan klinik atau rumah sakit untuk mengosongkan isi perut
sebelum dilakukannya pemeriksaan medis tertentu.
Mekanisme kerja bisacodyl adalah dalam pengobatan
sembelit atau konstipasi yaitu dengan merangsang saraf enterik sehingga
menyebabkan kontraksi kolon (usus besar), menghasilkan feses lunak atau
semifluid dalam 6-12 jam dan termasuk senyawa yang bekerja dalam mempercepat pengosongan
usus dalam 1-6 jam. Obat bisacodyl termasuk obat stimulant laksatif lainnya,
terutama berfungsi untuk mengosongkan usus besar.
Efek samping bisacodyl yaitu dapat menyebabkan
gangguan saluran cerna, seperti diare. Hal ini disebabkan karena mekanisme
kerja bisacodyl yaitu meningkatkan kontraksi usus besar, sehingga meningkatkan frekuensi
defekasi dan feses yang dihasilkan menjadi lunak. Sehingga jika diberikan
bisacodyl terus menerus atau setelah sembelit terobati, dapat menyebabkan feses
berair yang menyebabkan diare. Selain tablet, bentuk sediaan bisacodyl yaitu
suppositoria. Jika tidak mengikuti petunjuk penggunaan bisacodyl suppositoria,
maka dapat menyebabkan iritasi pada daerah rektum.
Berdasarkan penjelasan
diatas, sebaiknya kita mencegah terjadinya sulit buang air besar, seperti
mengonsumsi makanan yang berserat, minum air yang banyak, dan berolahraga.
Tidak dianjurkan untuk mengonsumsi obat pencahar selama lebih dari 2 minggu,
karena dapat memperparah gejala sembelit / sulit buang air besar.
Pertanyaan..
- Apakah aman jika bisacodyl digunakan dalam jangka panjang? Mengapa demikian?
- Bagaimana solusi untuk mengurangi efek samping dari obat bisacodyl?
- Bagaimana bioavailabilitas bisacodyl jika digunakan secara oral sehingga menimbulkan efek?
- Bagaimana mencegah iritasi pada daerah rektum setelah penggunaan bisacodyl suppositoria?
Assalamualaikum
BalasHapusApakah aman jika digunakan bisacodyl dalam jangka waktu panjang? Mengapa demikian?
Terimakasih
Waalaikumsalam..
BalasHapusBisacodyl tidak dapat digunakan dalam jangka panjang. Dengan penggunaan jangka panjang atau overdosis laksatif stimulan, dilihat dari mekanisme kerja obat tersebut dapat menyebabkan gangguan elektrolit termasuk hipokalemia, hipokalsemia, diare, malabsorpsi, penurunan berat badan. Gangguan elektrolit dapat menyebabkan muntah dan kelemahan otot.
nmr 2
BalasHapusmnrt saya utk mengurangi efek samping obat ini bs di lakukan scra non farmakologi yaitu dgn minum air hangat dan mengkompres perut dgn air hangat
selain itu, juga dapat dikomsumsi dengan buah, minum air hangat, tidur.
Hapusnmr 4
BalasHapusmnrt saya utk mengurangi iritasi di rektum sbaiknya sblm mnggunakan obat ini , rektum dlm keadaan lembab atau terbasahi sedikit dan sediaan suppos nya juga trbasahi sedikit
terkait pertanyaan no 4. salah satu cara untuk mencegah iritasi pada rektum adalam dengan memberikan pelumas pada suppos seperti vaselin ataupun jeli.
BalasHapus1. sebaiknya tidak digunakan alam waktu yang lama, karena akan menimbulkan efek seperti. Rasa tidak nyaman atau kram di perut. Diare. Mual.Iritasi dubur (pada penggunaan suppositoria)
BalasHapusya, saya setuju.
Hapusselain itu penggunaan dalam jangka panjang juga menyebabkan berkurangnya kadar kalium serta elektrolit lainnya secara nyata. Hipokalemia, hiperaldosteronisme dan batu ginjal. Kerusakan tubulus ginjal, alkalosis metabolik dan kelelahan otot akibat hipokalemia.
Jawaban nomor 4 yaitu Supositoria harus dilapisi dengan pelicin yang larut dalam air seperti KY jelly sebelum dimasukkan ke rektum (bagian usus besar terdekat dengan anus). Jangan gunakan vaselin karena vaselin tidak larut dalam air. BAB biasanya akan terjadi 30 menit setelah pemberian supositoria.
BalasHapusNo. 2, minumlah cukup air setiap hari (kira-kira 6 hingga 8 gelas) dan konsumsi makanan yang kaya akan serat. Makanan berserat bisa Anda dapatkan dalam sayur-sayuran, buah-buahan, sereal, dan roti dari biji-bijian utuh. Hindarilah konsumsi makanan seperti gula, kue, permen, puding, atau keju karena dapat memperburuk gejala konstipasi Anda. Jangan menggunakan bisacodyl bersamaan dengan obat-obatan lainnya, termasuk obat-obatan diuretik, tanpa petunjuk dari dokter. Hal ini dikhawatirkan dapat menyebabkan efek samping yang membahayakan.
BalasHapusNo 2, karena efek sampingnya diare, bisa digunakan obat gastrointrstinal seperti obat antasid: kombinasi alumunium hidroksid dan magnesium hidroksida
BalasHapus