24
April 2014
Dear kamu....
Hai.
Gimana keadaanmu disana? Semoga baik-baik aja ya. Sudah lama kita tak berjumpa
sejak acara perpisahan selesai. Kita sudah berteman selama 2 tahun. Dan kamu
tau, selama itu pula aku memendam perasaanku kepadamu. Maaf kalau menurutmu aku
terlalu berlebihan. Tapi itu memang kenyataannya. Aku juga minta maaf tidak
kasih tau ke kamu tentang itu. Aku orangnya tidak suka blak-blakan. Aku orangnya
perlahan-lahan tapi pasti. Itu semenjak aku diceritakan oleh temanku bahwa kamu
orangnya tidak bisa ditebak. Tapi tenang saja, aku orangnya emang seperti itu.
Jadi kamu tidak usah merasa bersalah.
Aku
sedikit bercerita ya. Waktu itu pembagian kelas XI. Aku mulai mencari-cari
namaku dimana kelasku berada. Setelah agak lama aku mencari, aku menemukan apa
yang kucari. Yup namaku berada di kelas XI IPA 3. Syukurnya, aku sekelas sama
teman2 ku yang cukup ku kenal. Akhirnya aku masuk ke kelas dan mencari tempat
dudukku. Sebelum itu aku belum terlalu mengenalmu. Aku hanya tau nama
panggilanmu dan hanya sekedar tau orangnya. Setelah selesai upacara, aku masuk
ke kelas. Aku lihat sekeliling teman2 sekelasku. Ada kamu. Ya, kamu duduk di
barisan paling belakang rombongan anak2 cowok lainnya. Lumayan ganteng, gumamku.
Lalu saat pelajaran kimia, ada pembagian kelompok. Aku ternyata sekelompok sama
kamu. Awalnya sih biasa saja. Tapi lama kelamaan aku semakin kagum denganmu.
Dan perasaan kagumku berubah jadi perasaan suka. Aku tidak tau gimana awalnya
kenapa aku suka sama kamu. Ntah lah bingung haha. Tibalah pensi pada bulan
Januari. Dulu aku belum berjilbab ya. Kamu tau? Aku menahan agar tidak menangis
saat kamu berfoto sama cewek itu. Cewek itu yaa, cantik, perfect, dan kalian
begitu cocok. Aku sedih, tapi ku tahan agar tidak menangis. Yang lebih sedihnya
lagi, saat diajak foto kamu malu2 dan mukamu merah. Dan saat itu perasaanku
semakin lama semakin pudar.
Tapi
perasaanku muncul lagi ketika kita duduk bersebelahan di pesawat saat mau
pulang ke kota kita. Saat di bandara, aku hanya mendengar sekilas bahwa yang
duduk di sebelahku adalah kamu. Tapi aku tidak terlalu berharap. Haha buat apa
aku berharap untuk orang yang tidak tau apakah dia suka sama kita. Ternyataaa,
saat di pesawat aku mencari nomor bangku ku. Ini dia ketemu!! Disana sudah ada
temanku cowok, dia duduk paling kiri. Aku dengan cepat duduk paling kanan dekat
jendela. Soalnya itu tempat favorit aku. Karena pesawat sebentar lagi mau take
off, aku bertanya sama temanku siapa yang duduk di sebelahku. Dia menjawab nama
kamu. Spontan aku terkejut. Aku bingung, senang, kaget bercampur satu.
Bagaimana tidak? Setelah lama aku agak menjauh darimu, dan sekarang kamu duduk
di sebelahku. Itu ajaib kan? Oh tidak, keberuntungan ternyata berpihak
kepadaku. Lalu kamu datang. Temanku yang sudah duduk dari tadi menanyakan
dimana kamu hendak duduk. Dan spontan kamu jawab kamu mau duduk di sebelahku.
Oh noo, jantungku berdebar. Aku berusaha bersikap biasa saja agar kamu tidak
curiga sama aku. Emang dia memperhatikanmu ca? No way, orang seperti dia pasti
tidak akan begitu. Baiklah, aku tarik napas dalam-dalam dan hembuskan. Fiuuh,
perasaanku sudah agak lebih tenang. Tapi belum tenang sepenuhnya, karena kamu
masih di sebelahku. Aku malah berpikir andai dari Jakarta ke kotaku naik pesawat
selama 2 jam, sungguh aku merasa bahagia. Tapi tidak mungkin lah, aku pengen
cepat2 sampai ke rumah. Setelah merenung agak sejenak, kamu menegurku. Ooh, dia
menawarkan roti. Oke makasih. Setelah itu kamu mengajakku mengobrol. Kamu
melihat ke arah jendela lalu aku bertanya ada apa. Kamu tersenyum dan menjawab
bahwa pesawat kita banyak sekali di belakang. Haha iyalah kan ngantri jawabku.
Lalu kami berbicara banyak. Tentang pesawat ngantri lah, lalu tentang mengapa
kamu memasang inai hanya di kelingking kamu saja. Semua rasa capekku rasanya
terganti setelah kita agak lama mengobrol.
Bukan
hanya itu saja yang membuatku suka kepadamu. Aku bercerita lagi ya. Saat itu
pelajaran biologi. Saat itu kelas kakak kelas kosong. Dan kelas kita
dipindahkan. Setelah menempati kelas baru, kita ke kelas CI untuk persentasi disana
disebabkan kelas kita tidak ada lcd nya. Aku duduk sebangku dengan temanku. Dan
kamu duduk di depanku bersama temanmu yang lain. Temanku menoleh ke arahku dan
tersenyum. Tentu saja dia telah mengetahui ada apa yang ada di depanku. Setelah
pelajaran biologi, aku menunggu temanku beresin barang2nya. Kamu masuk lagi ke
kelas itu. Aku bertanya kenapa kamu masuk kesini lagi. Lalu kamu menjawab bahwa
pena kamu ketinggalan. Kamu menoleh ke arahku lalu melihat topi buatan nenek
sihir. Kamu bertanya kepadaku bahwa topi ini milik siapa. Aku tentu saja tidak
mengetahui siapa pemilik topi itu. Aku menggelengkan kepala. Kemudian temanku
mengajak ku untuk kembali ke kelas kami lagi. Saat aku berjalan tiba2 kamu
berjalan ke arahku dan memasang topi itu ke kepala ku. Dengan refleks aku
mundur. Kamu terkejut dan diam. Ntah kamu bingung karena lihat aku mundur atau
apa aku tidak tau. Kamu tersenyum dan kamu bilang bahwa topi ini biar aku saja
yang memakainya. Aku mengambil topi itu dari tanganmu, memasangkannya di kepala
aku, dan langsung ajak pergi ke kelas kami. Sungguh, aku masih terkejut kenapa
kamu bisa seperti itu. Aku masih deg2an, dan tentu nya senang banget. Untung
saja yang melihatnya hanya aku, temanku, dan kamu. Mulai saat itu perasaanku
mulai muncul perlahan-lahan.
Tahun
ajaran pun dimulai. Kamu mulai digosipkan macam-macam bahwa kamu suka sama ini
lah, sama itu lah. Tapi itu hanya gosip. Ekspresi kamu biasa2 saja saat kamu
digosipkan. Kamu ingat bahwa kamu pernah mengantarkanku pulang ke rumah. Haha
tentu saja kamu sudah lupa. Karena aku pernah bertanya kepadamu apakah kamu tau
rumahku. Kamu menjawab bahwa kamu lupa. Oke fix. Positive thinking aja. Aku
meminta temanku untuk membantuku mencari alibi agar kamu mau mengantar aku
pulang. Dan kamu mau. Aku berterimakasih kepada temanku karena dia telah
membantuku. Aku bilang kepadamu bahwa aku diantar sampai lorong saja, tidak
usah repot2. Tetapi kamu menjawab bahwa kamu harus mengantar aku sampai ke
rumahku. Katamu agar kamu tau rumahku sehingga kalau ada tugas atau apa2 kamu
bisa ke rumahku. Oh god, baik sekali dirimu. Itu salah satu membuatku suka
kepadamu. Di jalan kamu banyak bercerita. Tentang hari ini lah, atau tentang
servis motor, tentang mengapa motorku bisa rusak, banyak sekali yang kita
bicarakan. Dan kamu tau? Dari gayamu berbicara, kamu seperti sosok ayahku yang
aku kangen banget sama beliau. Haa, aku bingung mengapa bisa sama persis kamu
dengan ayahku.
Menurutku
aku sudah banyak bercerita. Aku sudah menyimpan perasaan ini selama 1 tahun
lebih. Dan sampai sekarang aku belum mengungkapkannya kepadamu. Aku takut.
Orang2 pernah berkata bahwa orang yang kamu cintai tidak pernah tau perasaanmu
itu lebih menyakitkan. Tapi sepertinya tidak berlaku untukku. Bahkan menurutku,
jika aku mengungkapkan perasaanku kepadamu, maka keadaan semakin kacau. Kamu
mulai menjauhi diriku sampai kamu yakin bahwa aku tidak menyukai kamu lagi. Aku
tidak mau seperti itu. Aku mau kita tetap berteman tanpa kamu menjauhi diriku. Aku
tidak tau apakah kita akan berjodoh kelak. Biar waktu yang menjawab. Dan semoga
kamu dan kita semua sukses amin. See you later...
Sincerely,
Your secret admirer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar