Fenotiazin
termasuk obat anti psikosis (neuroleptik). Semua neuroleptik merupakan
antagonis pada reseptor dopamin.
Indikasi : pengobatan skizofrenia
Mekanisme kerja
Afinitas obat
neuroleptik terhadap reseptor D2 berkaitan erat dengan potensi
antipsikotiknya, dan blokade reseptor D2 pada otak depan diyakini menjadi
dasar efek terapeutiknya. Namun, blokade reseptor D2 pada ganglia
basalis biasanya menyebabkan gangguan pergerakan.
Efek samping

Dalam kelenjar hipofisis, dopamin bekerja
pada reseptor dopamin D2 dan menghambat pelepasan prolaktin. Jika
efek ini diblok oleh neuroleptik, akibatnya terjadi peningkatan pelepasan
prolaktin yang sering menyebabkan efek samping endokrin, yaitu ginekomastia,
galaktorea, menstruasi tidak teratur, impotensi, dan penambahan berat badan.
Fenotiazin dibagi berdasarkan jenis rantai samping
yang melekat pada atom N cincin fenotiazin, antara lain:
- Rantai samping propilamin. Fenotiazin dengan rantai samping alifatik mempunyai potensi yang relatif rendah dan menghasilkan hampir semua efek samping yang ditimbulkan. Klorpromazin adalah fenotiazin pertama yang digunakan pada skizofrenia dan banyak dipakai, meskipun menyebabkan lebih banyak efek samping daripada obat-obat baru. Klorpromazin bersifat sangat sedatif. Efek sampingnya meliputi reaksi sensitivitas, seperti agranulositosis, anemia hemolitik, ruam, ikterus kolestatik, dan fotosensitisasi.
- Rantai samping piperidin. Obat utama dalam kelompok ini adalah tioridazin. Kelebihan obat ini adalah relatif jarang menyebabkan gangguan pergerakan dan tidak menyebabkan rasa kantuk yang berarti. Aktivitas antikolinergiknya jelas dan bisa menyebabkan disfungsi seksual, termasuk ejakulasi retrogad. Dosis tinggi bisa menyebabkan degenerasi retina, walaupun jarang terjadi. Tioridazin dapat menyebabkan aritmia ventrikel dan kini merupakan obat lini kedua.
- Rantai samping piperazin. Obat dalam kelompok ini termasuk flufenazin, perfenazin, dan trifluoperazin. Aktivitas sedatif dan antikolinergiknya kurang dibandingkan klorpromazin, tetapi obat ini mungkin menyebabkan gangguan pergerakan khususnya pada orang lanjut usia.
Contoh obat turunan fenotiazin
1.
Klorpromazin
Mekanisme
kerja
|
Antagonis
reseptor dopamin D2 pada otak, menekan pelepasan hormon hipotalamus
dan hipofisis
|
Absorpsi
|
Bioavailabilitas
: 20%
Onset : 30 –
60 menit
Durasi : 4 – 6
jam, pelepasan diperpanjang : 10 – 12 jam
|
Distribusi
|
ikatan dengan protein
yaitu 92 – 97%, volume distribusi (Vd) : 20 L/kg
|
Metabolisme
|
dimetabolisme
oleh enzim CYP2D6 p450 hati
|
Eliminasi
|
waktu paruh
yaitu 30 jam, diekskresi melalui urin
|
2.
Flufenazin
Mekanisme
kerja
|
Antagonis dopaminergik
reseptor D1 dan D2, menekan pelepasan hormon
hipotalamus dan hipofisis
|
Absorpsi
|
Bioavailabilitas
: cepat diabsorpsi
Onset : Garam
hidroklorida 1 jam, dekanoat 24 – 72 jam
Durasi : Garam
hidroklorida : 6 – 8 jam, dekanoat : 4 minggu
|
Eliminasi
|
waktu paruh garam
hidroklorida yaitu 14 – 16 jam, dekanoat yaitu 14 hari, diekskresi melalui
urin dan feses
|
3.
Perfenazin
Mekanisme
kerja
|
Antipsikosis,
yang memblok reseptor dopamin mesolimbik postsinaps pada otak, efek sedatif kuat
hingga sedang, efek ekstrapiramidal kuat, dan aktivitas antiemetik yang kuat
|
Metabolisme
|
Dimetabolisme
oleh enzim CYP2D6 p450 hati, membentuk bentuk metabolit yaitu
7-hidroksiperfenazin
|
Eliminasi
|
Waktu
paruh 9 – 12 jam, diekskresi melalui
urin dan feses
|
4.
Tioridazin
Mekanisme
kerja
|
Agen piperazin
fenotiazin, antagonis reseptor D2 pada postsinaps mesolimbik
dopaminergik di hati, dan menekan pelepasan hormon hipotalamus dan hipofisis
|
Absorpsi
|
Durasi : 4 – 5
hari
|
Distribusi
|
Ikatan dengan
protein 95%
|
Metabolisme
|
Dimetabolisme
oleh enzim CYP2D6 p450 hati
|
5.
Trifluoperazin
Mekanisme
kerja
|
Agen piperazin
fenotiazin, antagonis reseptor D2 pada postsinaps mesolimbik
dopaminergik di hati, dan menekan pelepasan hormon hipotalamus dan hipofisis
|
Absorpsi
|
Durasi : 4 – 5
hari
|
Distribusi
|
Ikatan dengan
protein 95%
|
Metabolisme
|
Dimetabolisme didalam
hati
|
Eliminasi
|
Waktu paruh
yaitu 24 jam
|
Daftar
Pertanyaan
- Obat turunan fenotiazin yang manakah yang paling aman saat ini digunakan sebagai obat anti psikosis?
- Jelaskan jenis-jenis reseptor dopamin dan dimanakah saja reseptor tersebut?
- Pada kasus skizofrenia, diantara golongan fenotiazin ini manakah yang menjadi lini pertama?
- Apakah klorpromazin dapat digunakan jangka panjang dan apakah timbul penyakit baru? Apakah bisa dikurangi dosisnya per episode? Tindakan apa yang dilakukan?
- Apakah ada keterkaitan antara dopamin dan sistem kardiovaskuler?
2.di daerah perut tegmental ke neocortex terutama di daerah prefrontal dapat mengurangi salah satu dari memori.
BalasHapusTerimakasih atas jawabannya:)
HapusSaya akan menambahkan reseptor dopamin lain adalah reseptop D1, D2, D3, D4 dan D5 yang terletak di otak
Hapusnmr 4
BalasHapusKlorpromazin hanya dapat digunakan pada saat pasien mengalami skizofrenia hingga sembuh. Pengobatan harus tetap dilakukan untuk 12 bulan setelah membaiknya episode pertama psikotik. Dosis klorpromazin diturunkan secara perlahan sebelum dihentikan. Karena untuk menghindari gejala putus obat yang menyebabkan efek kolinergik. Dan jika pasien hendak mengganti obat dengan antipsikotik lainnya, antipsikotik yang awal harus dikurangi secara bertahap dan dihentikan 1-2 minggu setelah antipsikotik yang kedua mulai digunakan.
nmr 3
BalasHapusGolongan fenotiazin yang menjadi lini pertama yaitu klorpromazin, karena bersifat sedatif dan berguna dalam mengobati pasien skizofrenia ataupun pasien yang memberontak. Tetapi, dikarenakan efek samping yang ditimbulkan lebih banyak, jarang dokter meresepkan obat tersebut. Berdasarkan algoritma antipsikotik TIMA (2005), untuk pasien yang belum pernah mendapat terapi antipsikotik generasi pertama sebelumnya, biasanya diberikan antipsikotik generasi kedua tunggal, seperti risperidone. Karena antipsikotik generasi kedua memiliki insidensi gangguan pergerakan yang lebih rendah dan ditoleransi lebih baik daripada antipsikotik lainnya.
saya akan menjawab pertanyaan no 1.
BalasHapusmenurut pendapat saya antipsikosis yang aman digunakan adalah obat yang memiliki rantai samping piperazin seperti flufenazin,perfenazin, trifluoferazin yang memiliki efek samping yang lebih rendah dibanding golongan lain.
saya akan menjawab pertanyaan no 3 menurut (Neal,2006) Obat golongan fenotiazin yang menjadi lini pertama pengobatan adalah yang memiliki rantai samping propilamin yaitu klorpromazin (CPZ), obat tersebut banyak digunakan meskipun menyebabkan lebih banyak efek samping dibandingkan dengan obat baru. Klorpromazin sangat sedatif dalam mengobati pasien yang memberontak.
BalasHapusiya saya setuju, CPZ adalah obat yang banyak digunakan, karena Ketersediaan hayatinya 32 ± 19%. Kadar plasma tinggi tercapai setelah pemberian 2-4 jam setelah pemberian secara oral, ± 93-98% obat terikat pada protein plasma, dosis oral 25 mg 4 dd, pada kasus psikotik berat 200-600 mg/hari dalam dosis terbagi, dan sesudah 2 minggu dosis dikurangi secara bertahap
Hapus5. i try ya ca , jadi dopamin itu neurotransmitter yang menyampaikan pesan ke otak nah efek lainnya salah satunya dalam sistem kardiovaskular adalah menyebabkan kontraksi pembuluh darah akibatnya tekanan darah akan tinggi
BalasHapus4. sebaiknya tidak digunakan dalam jangka panjang, efek samping yang dapat ditimbulkan seperti menghambat ovulasi dan menstruasi. CPZ juga menghambat sekresi ACTH. Efek terhadap sistem endrokin ini terjadi berdasarkan efeknya terhadap hipotalamus.
BalasHapusCPZ dapat diturunkan dosisnya secara bertahap
Jawaban nomor 2 yaitu
BalasHapusPada saat ini terdapat lima reseptor dopamin yang berbeda telah ditemukan, terdiri atas dua kelompok yang telah terpisah yaitu kelompok reseptor D1 dan kelompok reseptor D2. Reseptor D1 terdapat dalam kode genetik pada kromosom lima, meningkatkan cAMP dengan mengaktifkan adenilat siklase dan dijumpai terutama pada putamen, nucleus akumben dan tuberkulus olfaktorius. Anggota kedua dari golongan ini adalah D5, dikodekan oleh gen pada kromosom empat, juga meningkatkan cAMP, serta dijumpai di hipokampus dan di hipotalamus. Potensi teraupetik obat-obat antipsikotik tidak ada hubungannya dengan afinitas pengikatan pada reseptor D1. Reseptor D2 dikodekan dalam kromosom 11, mengurangi cAMP (dengan menghambat adenilil siklase), dan menghambat saluran Ca tetapi membuka saluran K. Hal ini dijumpai secara pre atau pascasinaps pada saraf dalam putamen kaudatum, nucleus akumben dan tuberkulus olfaktorius. Anggota kedua dari famili ini yaitu reseptor D3, dikodekan oleh gen pada kromosom 11, diperkirakan menurunkan cAMP dan terdapat pada korteks frontal, medula, dan otak tengah. Reseptor D4 yang terbaru dari golongan D2, juga menurunkan cAMP. Semua reseptor dopamin mempunyai tujuh daerah transmembran dan terikat dengan protein G (Katzung,1998).
Contoh turunan fenotiazin yang cukup aman digunakan sebagai antipsikosis adalah promazin, klorpromazin,trifluoperazin, teoridazin, mesoridazin, perazin (Taxilan), butaperazin, flufenazin,asetofenazin dan carfenazin.
BalasHapusDopamin memiliki keterkaitan dengan sistem kardiovaskuler.
BalasHapusAwalnya dopamine dikenal sebagai neurotransmitter yang menghantarkan sinyal hanya di dalam otak. Namun dopamine juga diketahui memiliki fungsi bagi organ-organ lain. Di dalam otak (susunan saraf pusat), dopamine memiliki peran dalam mengatur pergerakan, pembelajaran, daya ingat, emosi, rasa senang, tidur, dan kognisi.
Dopamin juga berperan dalam organ ginjal, pankreas, paru-paru dan pembuluh darah. Di ginjal, dopamine dikenal sebagai pengatur pengeluaran garam dan kesimbangan elektrolit. Sementara pada paru-paru, dopamine menyebabkan penyerapan garam dan cairan. Pada pembuluh darah dan jantung, dopamine menyebabkan pembuluh darah berkontraksi sehingga meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung. Dopamine menyebabkan penghambatan dalam pengeluaran asam lambung, dan peningkatan insulin dan glucagon dalam darah. Insulin dan glucagon adalah hormon yang berfungsi dalam mengatur kadar gula darah.
Pada saat ini terdapat lima reseptor dopamin yang berbeda telah ditemukan, terdiri atas dua kelompok yang telah terpisah yaitu kelompok reseptor D1 dan kelompok reseptor D2. Reseptor D1 terdapat dalam kode genetik pada kromosom lima, meningkatkan cAMP dengan mengaktifkan adenilat siklase dan dijumpai terutama pada putamen, nucleus akumben dan tuberkulus olfaktorius. Anggota kedua dari golongan ini adalah D5, dikodekan oleh gen pada kromosom empat, juga meningkatkan cAMP, serta dijumpai di hipokampus dan di hipotalamus. Potensi teraupetik obat-obat antipsikotik tidak ada hubungannya dengan afinitas pengikatan pada reseptor D1. Reseptor D2 dikodekan dalam kromosom 11, mengurangi cAMP (dengan menghambat adenilil siklase), dan menghambat saluran Ca tetapi membuka saluran K. Hal ini dijumpai secara pre atau pascasinaps pada saraf dalam putamen kaudatum, nucleus akumben dan tuberkulus olfaktorius. Anggota kedua dari famili ini yaitu reseptor D3, dikodekan oleh gen pada kromosom 11, diperkirakan menurunkan cAMP dan terdapat pada korteks frontal, medula, dan otak tengah. Reseptor D4 yang terbaru dari golongan D2, juga menurunkan cAMP. Semua reseptor dopamin mempunyai tujuh daerah transmembran dan terikat dengan protein G
BalasHapus