Selasa, 10 Oktober 2017

BISACODYL - STIMULANT LAXATIVE


Sembelit atau orang awam menyebutnya susah buang air besar (BAB) / konstipasi termasuk masalah pencernaan yang paling umum dan bisa terjadi siapa saja di masyarakat. Hampir semua orang mengalaminya, namun sebagian hanya menganggapnya suatu hal yang tidak perlu dianggap serius. Padahal, dalam suatu penelitian, ternyata sembelit atau sulit BAB mempunyai andil besar dalam menyebabkan kanker usus.
Apa itu sembelit?
Sembelit adalah suatu penyakit gangguan sistem pencernaan, dimana seseorang kesulitan buang air besar dengan konsistensi feses yang padat dengan frekuensi buang air besar lebih atau sama dengan 3 hari sekali. Menurut World Gastroenterology Organization (WGO) konstipasi adalah defekasi keras (52%), tinja seperti pil / butir obat (44%), ketidakmampuan defekasi saat diinginkan (34%), atau defekasi yang jarang (33%). Menurut North American Society of Gastroenterology and Nutrition, konstipasi adalah kesulitan atau lamanya defekasi, timbul selama 2 minggu atau lebih, dan menyebabkan ketidaknyamanan pada pasien.
Penyebab sembelit
Sembelit dapat disebabkan beberapa hal, antara lain:
1.      Kurang mengonsumsi makanan yang mengandung serat dan makanan yang tidak sehat
2.      Kurangnya asupan cairan atau kurang minum
3.      Jarang beraktivitas atau olahraga
4.      Stress
5.      Perubahan kebiasaan diet
6.      Menahan rasa ingin buang air besar
7.      Efek samping dari obat-obatan tertentu, seperti konsumsi suplemen zat besi
Gejala dan tanda sembelit
Gejala sembelit adalah frekuensi defekasi kurang dari tiga kali per minggu, nyeri saat defekasi, tinja keras, sering mengejan pada saat defekasi, perut terasa nyeri, kembung, dan terjadi perdarahan rectum (tinja yang keluar keras dan kehitaman). Keluhan tersebut makin bertambah berat, bahkan sampai timbulnya gejala obstruksi intestinal.
Cara atasi sembelit
Sembelit dapat diatasi dengan terapi non farmakologi dan terapi farmakologi. Pengobatan sembelit dengan terapi non farmakologi antara lain, meningkatkan konsumsi makanan yang berserat seperti buah-buahan, meningkatkan asupan cairan, dan berolahraga. Sedangkan pengobatan dengan terapi farmakologi yaitu mengonsumsi obat-obatan yang bersifat sebagai laksatif/pencahar.
Bisacodyl – Stimulant Laxative
        


Nama generik : Bisacodyl
Sediaan yang beredar : Bisakodil (Generik) Tablet Ss. 5 mg (T), Dulcolax (Schering Indonesia) Tablet Se. 5 mg; Suppositoria 5 mg, 10 mg (T), Laxamex (Konimex) Tablet Se. 5 mg (T), Melaxan (Mecosin) Tablet Se. 5 mg (T), Prolaxan (Harsen) Tablet Se. 5 mg (T).
Golongan : laksatif / pencahar
Indikasi : konstipasi, tablet bekerja dalam 10-12 jam, suppositoria bekerja dalam 20-60 menit, sebelum prosedur rediologi dan bedah.
Dosis :
·         oral untuk konstipasi 5-10 mg malam hari; kadang-kadang perlu dinaikkan menjadi 15-20 mg; anak-anak dibawah 10 tahun 5 mg.
·         Suppositoria untuk konstipasi 10 mg pada pagi hari; anak-anak dibawah 10 tahun 5 mg.
·         Sebelum prosedur dan bedah, 10 mg oral sebelum tidur malam selama 2 hari sebelum pemeriksaan, dan jika perlu suppositoria 10 mg 1 jam sebelum pemeriksaan; anak-anak setengah dosis dewasa.
Bisacodyl merupakan obat yang digunakan untuk mengatasi konstipasi dengan cara merangsang otot-otot usus besar untuk mengeluarkan kotoran. Selain mengatasi konstipasi, bisacodyl kadang-kadang diberikan dokter sebelum dilakukannya prosedur operasi, serta kerap digunakan klinik atau rumah sakit untuk mengosongkan isi perut sebelum dilakukannya pemeriksaan medis tertentu.
Mekanisme kerja bisacodyl adalah dalam pengobatan sembelit atau konstipasi yaitu dengan merangsang saraf enterik sehingga menyebabkan kontraksi kolon (usus besar), menghasilkan feses lunak atau semifluid dalam 6-12 jam dan termasuk senyawa yang bekerja dalam mempercepat pengosongan usus dalam 1-6 jam. Obat bisacodyl termasuk obat stimulant laksatif lainnya, terutama berfungsi untuk mengosongkan usus besar.


Efek samping bisacodyl yaitu dapat menyebabkan gangguan saluran cerna, seperti diare. Hal ini disebabkan karena mekanisme kerja bisacodyl yaitu meningkatkan kontraksi usus besar, sehingga meningkatkan frekuensi defekasi dan feses yang dihasilkan menjadi lunak. Sehingga jika diberikan bisacodyl terus menerus atau setelah sembelit terobati, dapat menyebabkan feses berair yang menyebabkan diare. Selain tablet, bentuk sediaan bisacodyl yaitu suppositoria. Jika tidak mengikuti petunjuk penggunaan bisacodyl suppositoria, maka dapat menyebabkan iritasi pada daerah rektum.

Berdasarkan penjelasan diatas, sebaiknya kita mencegah terjadinya sulit buang air besar, seperti mengonsumsi makanan yang berserat, minum air yang banyak, dan berolahraga. Tidak dianjurkan untuk mengonsumsi obat pencahar selama lebih dari 2 minggu, karena dapat memperparah gejala sembelit / sulit buang air besar.

Pertanyaan..

  1. Apakah aman jika bisacodyl digunakan dalam jangka panjang? Mengapa demikian?
  2. Bagaimana solusi untuk mengurangi efek samping dari obat bisacodyl?
  3. Bagaimana bioavailabilitas bisacodyl jika digunakan secara oral sehingga menimbulkan efek?
  4. Bagaimana mencegah iritasi pada daerah rektum setelah penggunaan bisacodyl suppositoria?

11 komentar:

  1. Assalamualaikum
    Apakah aman jika digunakan bisacodyl dalam jangka waktu panjang? Mengapa demikian?
    Terimakasih

    BalasHapus
  2. Waalaikumsalam..
    Bisacodyl tidak dapat digunakan dalam jangka panjang. Dengan penggunaan jangka panjang atau overdosis laksatif stimulan, dilihat dari mekanisme kerja obat tersebut dapat menyebabkan gangguan elektrolit termasuk hipokalemia, hipokalsemia, diare, malabsorpsi, penurunan berat badan. Gangguan elektrolit dapat menyebabkan muntah dan kelemahan otot.

    BalasHapus
  3. nmr 2
    mnrt saya utk mengurangi efek samping obat ini bs di lakukan scra non farmakologi yaitu dgn minum air hangat dan mengkompres perut dgn air hangat

    BalasHapus
    Balasan
    1. selain itu, juga dapat dikomsumsi dengan buah, minum air hangat, tidur.

      Hapus
  4. nmr 4
    mnrt saya utk mengurangi iritasi di rektum sbaiknya sblm mnggunakan obat ini , rektum dlm keadaan lembab atau terbasahi sedikit dan sediaan suppos nya juga trbasahi sedikit

    BalasHapus
  5. terkait pertanyaan no 4. salah satu cara untuk mencegah iritasi pada rektum adalam dengan memberikan pelumas pada suppos seperti vaselin ataupun jeli.

    BalasHapus
  6. 1. sebaiknya tidak digunakan alam waktu yang lama, karena akan menimbulkan efek seperti. Rasa tidak nyaman atau kram di perut. Diare. Mual.Iritasi dubur (pada penggunaan suppositoria)

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya, saya setuju.
      selain itu penggunaan dalam jangka panjang juga menyebabkan berkurangnya kadar kalium serta elektrolit lainnya secara nyata. Hipokalemia, hiperaldosteronisme dan batu ginjal. Kerusakan tubulus ginjal, alkalosis metabolik dan kelelahan otot akibat hipokalemia.

      Hapus
  7. Jawaban nomor 4 yaitu Supositoria harus dilapisi dengan pelicin yang larut dalam air seperti KY jelly sebelum dimasukkan ke rektum (bagian usus besar terdekat dengan anus). Jangan gunakan vaselin karena vaselin tidak larut dalam air. BAB biasanya akan terjadi 30 menit setelah pemberian supositoria.

    BalasHapus
  8. No. 2, minumlah cukup air setiap hari (kira-kira 6 hingga 8 gelas) dan konsumsi makanan yang kaya akan serat. Makanan berserat bisa Anda dapatkan dalam sayur-sayuran, buah-buahan, sereal, dan roti dari biji-bijian utuh. Hindarilah konsumsi makanan seperti gula, kue, permen, puding, atau keju karena dapat memperburuk gejala konstipasi Anda. Jangan menggunakan bisacodyl bersamaan dengan obat-obatan lainnya, termasuk obat-obatan diuretik, tanpa petunjuk dari dokter. Hal ini dikhawatirkan dapat menyebabkan efek samping yang membahayakan.

    BalasHapus
  9. No 2, karena efek sampingnya diare, bisa digunakan obat gastrointrstinal seperti obat antasid: kombinasi alumunium hidroksid dan magnesium hidroksida

    BalasHapus