Diabetes Melitus (atau disingkat DM) merupakan
salah satu penyakit sering diderita oleh masyarakat di Indonesia di berbagai
daerah. Diabetes melitus merupakan penyakit mematikan ketiga setelah kanker dan
penyakit jantung.
Pada tahun 2014, penderita
diabetes mellitus mencapai 9% dari populasi dunia yang berusia 18 tahun keatas
(WHO, 2015). Di Indonesia sendiri pada tahun 2014, prevalensi diabetes pada
usia dewasa (20-79 tahun) adalah 5,8% dengan total penderita diabetes sebanyak
9 juta jiwa dan akan menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030, serta 4,8 juta
kasus diabetes yang tidak terdiagnosis (IDF, 2015).
Apa
itu Diabetes Melitus?
Penyakit diabetes terjadi
di seluruh dunia dan terus meningkat secara pesat di sebagian besar di dunia. Penderita
penyakit diabetes tidak dapat menghasilkan atau menggunakan insulin di dalam
tubuh secara tepat, akibatnya memiliki kadar glukosa yang tinggi. Penderita
diabetes kemungkinan dapat menyebabkan penyakit komplikasi seperti penyakit
jantung, stroke, gagal ginjal dan kematian dini (National Diabetes Reports,
2014).
Jumlah penderita
diabetes di Indonesia akan semakin meningkat tiap tahunnya. Merebaknya penyakit
diabetes di kalangan masyarakat Indonesia sangat erat kaitannya dengan gaya
hidup dan pola makan yang tidak teratur dan tidak sehat.
Tanda
dan Gejala Penderita DM
Tanda awal yang dapat
diketahui bahwa seseorang menderita DM yaitu dilihat langsung dari efek
peningkatan kadar glukosa darah, dimana peningkatan kadarnya mencapai nilai
160-180mg/dl dengan kadar normal glukosa darah yaitu berkisar antara 70-150
mg/dl. Selain itu dapat dilihat juga dari air seni (urin) penderita yang
mengandung gula (glukosa), sehingga urin tersebut sering dikerubuti oleh semut
Gejala yang sering
timbul pada penderita DM:
- Jumlah urin yang dikeluarkan lebih banyak dari normalnya (Polyuria)
- Sering cepat merasa haus (Polydipsia)
- Lapar yang berlebihan (Polyphagia)
- Frekuensi urin meningkat (Glycosuria)
- Berat badan berkurang
- Cepat lelah dan lemah setiap waktu
- Penglihatan buram (tidak jelas)
- Kesemutan di telapak kaki dan tangan
- Mudah terkena infeksi terutama pada kulit
Tipe
Diabetes Melitus
Umumnya diabetes
melitus dibagi menjadi 2 yaitu:
1.
DM Tipe 1
DM
tipe 1 atau disebut juga dengan Insulin
Dependent atau juvenile onset
diabetes dapat berkembang sejak usia muda yang disebabkan karena adanya
kerusakan sel β pankreas sehingga menyebabkan penurunan produksi hormon insulin
secara permanen. Dimana hormon insulin berperan dalam pengambilan glukosa
didalam darah masuk kedalam sel yang akan menghasilkan energi. DM tipe ini
jarang terjadi, kejadiannya kira-kira 5% dari total kasus DM
2.
DM Tipe 2
DM
tipe 2 atau disebut juga dengan DM tidak
tergantung insulin atau DM dewasa. Dinamakan DM dewasa karena umumnya
muncul pada pasien usia >40 tahun. DM tipe ini ditandai dengan adanya
resistensi insulin atau defisiensi insulin atau gabungan keduanya. DM tipe ini
cenderung hormon insulin yang dihasilkan masih dalam kadar normal, namun hormon
tersebut tidak dapat berikatan dengan reseptornya. Jika hormon insulin tidak
dapat berkaitan dengan reseptor, akibatnya dapat menurunkan pengambilan glukosa
didalam darah masuk kedalam sel. Sehingga terjadi penumpukan glukosa didalam
darah dan energi yang dihasilkan berkurang. DM tipe 2 terjadi ketika gaya hidup
dengan asupan kalori berlebihan, kurang olahraga, obesitas dan ada dukungan
faktor genetic. DM tipe ini terjadi kira-kira 90-95% dari total kasus DM.
3.
Gestasional Diabetes
Gestasional
diabetes adalah bentuk diagnose dari glukosa intoleransi selama kedua atau ketiga
trisemester kehamilan. Selama kehamilan, meningkatnya kadar glukosa dalam darah
dapat meningkatkan resiko bagi Ibu dan janin nya. Pengobatan dapat dilakukan
dengan diet, aktivitas fisik dan insulin. Tak lama setelah kehamilan, 5-10%
wanita penderita gestasional diabetes terus memiliki kadar glukosa dalam darah
tinggi dan didiagnosis memiliki diabetes, biasanya tipe 2.
VCO
sebagai Anti Diabetes
Virgin
Coconut Oil (VCO) atau minyak kelapa murni merupakan
minyak kelapa yang diesktrak dari buah kelapa segar yang sudah matang, diproses
melalui fermentasi tanpa menggunakan bahan kimia atau secara enzimatik tanpa
pemanasan, sehingga menghasilkan asam lemak jenuh rantai sedang atau Medium Chain Fatty Acids (MCFA) yang
tinggi, vitamin E, anti oksidan dan enzim-enzim yang ada didalam buah kelapa
(Muchtar, 2010).
Selain berfungsi dalam
makanan, VCO juga dapat berperan dalam bidang kesehatan, salah satunya sebagai
anti diabetes. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, ditemukan
bahwa VCO dapat menurunkan kadar glukosa dalam darah yang sebelumnya diinduksi
dengan zat penginduksi diabetes melitus yaitu Alloxan. Diketahui bahwa VCO
menurunkan kadar glukosa darah dari 300 mmHg menjadi 140 mmHg selama 4 minggu
(Iranloye, et al., 2013).
Lalu berdasarkan
penelitian yang lain menunjukkan juga bahwa VCO dapat menurunkan kadar glukosa
dalam darah pada hewan percobaan dari 25,85 mmol/l menjadi 10,93 mmol/l. Selain
menekan dan menurunkan kadar glukosa dalam darah, VCO juga berperan meningkatkan
jumlah sel β pankreas melalui multiplikasi atau regenerasi. Peningkatan jumlah
sel β pankreas, akan meningkatkan produksi insulin selama 10 minggu masa
regenerasi (Maidin dan Ahmad, 2015).
Menurut Djaelani
(2015), asam-asam lemak yang tergolong MCFA pada Virgin Coconut Oil (VCO), mudah diserap sampai ke mitokondria
sehingga akan meningkatkan metabolisme tubuh. Selain itu dapat merangsang
produksi insulin yang menyebabkan proses metabolisme glukosa dapat berjalan
normal. MCFA yang banyak terkandung dalam VCO yaitu berupa asam laurat.
Maka dari itu, VCO
dapat berpotensi sebagai anti diabetes dikarenakan mengandung asam lemak yang
tergolong Medium Chain Fatty Acids (MCFA)
yang dapat meningkatkan dan merangsang produksi insulin. Walaupun VCO memiliki
bioaktivitas antidiabetes, terapi pilihan obat utama tetaplah injeksi insulin. Karena
efek terapi yang dihasilkan oleh insulin lebih cepat dibandingkan VCO. Oleh
sebab itu, VCO bukan digunakan sebagai pengobatan, tetapi hanyalah sebagai
preventif (pencegahan) penyakit diabetes melitus.
Sumber:
Djaelani,
Muhammad Anwar. 2015. Profil Kolesterol Darah Tikus setelah Pemberian Virgin
Coconut Oil dan Minyak Zaitun. Jurnal
Bioma, Vol. 17 (2): 102-105.
Iranloye,
Bolanle., G. Oludare dan M. Olubiyi. 2013. Anti-diabetic and antioxidant
effects of Virgin Coconut Oil in Alloxan Induced Diabetic Male Sprague Dawley
Rats. Journal of Diabetes Mellitus,
Vol. 3 (4): 221-226.
Maidin,
Nur’ Azimatul Quddsyiah H. dan N. Ahmad. 2015. Protective and Antidiabetic Effects
of Virgin Coconut Oil (VCO) on Blood Glucose Concentration in Alloxan Induced
Diabetic Rats. International Journal of
Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, Vol. 7 (10): 57-60.
Muchtar,
A.F. 2010. Be Healthy Be Happy.
Jakarta: Bhuana Ilmu Populer (BIP).
Priyanto, P. 2009. Farmakoterapi dan Terminologi Medis. Jakarta: LESKONFI.